Kamis, 04 Juli 2013

Setahun Memimpin Mesir, Ikhwanul Muslimin Dimakzulkan

KAIRO - Mulai hari ini Rabu (3/7),  DR. Mohammad Morsi diberhentikan dari jabatannya sebagai Presiden Mesir. Keputusan ini diambil setelah diadakan rapat pleno oleh Dewan Militer Mesir (Abd Fattah Al-Sisi), Grand Syaikh Al-Azhar (Prof. Dr. Ahmad Thayyib), Pemimpin Kristen Koptik (Paus Thawrous), Pihak Oposisi (Muhammad Baradei), Perwakilan Partai Salafi An-Nur dan para tokoh serta aktivis negara.

Sebagaimana yang dilansir Al-Jazeera, keputusan ini dinilai sebagai jalan keluar yang tepat untuk meredam perpecahan, mencegah pertumpahan darah dan perang saudara antar rakyat Mesir. Abd Fattah Al-Sisi mengumumkan: Pembekuan sementara undang-undang Konstitusi, Pemberhentian Presiden Morsi, Menunjuk ketua Mahkamah Konstitusi Adli Mahmud Manshur sebagai pimpinan negara sementara, Melantik dan menyumpah Ketua Mahkamah Konstitusi sebagai pimpinan negara sementara, Pembentukan dan penyusunan kembali pemerintahan, dan mengajak segala elemen masyarakat untuk tidak bertindak anarkis.

Grand Syaikh Al-Azhar, Prof. Dr. Ahmad Thayyib dalam pidato singkatnya yang disiarkan oleh berbagai kanal televisi Mesir, beliau menyatakan, “Mesir menghadapi dua hal yang mana di antara keduanya yang paling manis terasa pahit. Ini merupakan keputusan yang paling tepat yang harus diambil dan diputuskan. Sebab keputusan inilah yang bisa meredam gejolak kemarahan warga Mesir, mencegah pertumpahan darah dan perang saudara antar rakyat Mesir. Dalam agama –Islam- kita harus mengedepankan dan memilih untuk mencegah kemudharatan yang lebih parah. Semoga keputusan ini melegakan kita warga Mesir untuk bisa hidup dalam satu tanah air dan minum satu sumber mata air sungai Nil.”

Dalam wawancara via telepon dengan Nile TV, DR. Abdullah An-Najar, anggota Dewan Komite Riset dan Studi Islam Al-Azhar mengusulkan agar lembaran hitam rezim Ikhwanul Muslimin dihapus dari sejarah Mesir dan memulianya dengan lembaran baru karena Ikhwanul Muslimin telah mengkerdilkan banyak pihak termasuk Al-Azhar.

Pernyataan Ulama Sunni tentang Politisasi Agama

Dalam kasus krisis Mesir, adanya degungan bahwa perpecahan rakyat Mesir disebabkan ideologi agama, mendapat tanggapan (3/7) dari ulama Sunni  yang dipelopori oleh Habib Ali Jufri, Syaikh Osamah Sayyid Al-Azhari, Syaikh Muiz Mas’ud yang mengeluarkan pernyataan resmi melalui akun resmi Facebook yang diamini oleh beberapa Ulama Sunni Al-Azhar lainnya seperti Syaikh Muhammad Muhanna.
Berikut tiga point pernyataan tersebut:
  1. Konflik ini adalah murni konflik politik dan bukan konflik agama. Orang-orang yang bersikeras mewacanakan kepada masyarakat bahwa ini adalah konflik agama, maka merekalah yang tidak berpikir secara agamis.
  2. Kami mengecam mereka yang mempolitisasi Islam dengan menganjurkan untuk berjihad, mati syahid dalam sengketa perpolitikan antar satu agama dan tanah air, saling membunuh hingga terjadi pertumpahan darah. Dan kami juga mengutuk mereka yang melemparkan tuduhan fasik, melanggar, hingga kafir kepada golongan yang tidak pro kepada golongan tertentu.
  3. Barang siapa yang fanatik pada golongan tertentu. Dan dengan kefanatikannya itu, ia memusuhi saudara seiman dan setanah-airnya hingga terjadi pertumpahan darah yang suci, maka ia termasuk golongan yang melakukan dosa yang amat besar. Dialah orang yang dibutakan oleh kefanatikannya hingga merusak agama dan bangsanya. Dan juga ia telah menghancurkan tujuan-tujuan syariat Islam yang menjaga bangsa, agama, nyawa, akal, dan harta. Barang siapa baik itu personal atau pun golongan  yang mengatasnamakan agama namun ia justru menghancurkan tujuan-tujuan agama, maka agama sesungguhnya terbebas darinya.
Di akhir pernyataanya, para Ulama Sunni yang terkenal dengan dakwah Rahmatan lil Alamin tersebut, mendoakan agar secepatnya Allah membukakan jalan keluar atas polemik yang dihadapi warga Mesir khususnya dan umat Islam pada umumnya.

Sumber: Mosleminfo

SHARE THIS

Author:

Situs Berita Islam Balipapan merupakan situs yang memberitakan tentang dunia Islam dan umat Islam, berbagi informasi dan menyemarakkan dakwah / syiar Islamiyah.

0 komentar: