MADINATULIMAN.COM - Dua pekan menjelang puasa, warga kaya asal Timur Tengah berduyun-duyun mendatangi ibu kota Inggris, London. Surat kabar Inggris, Dailymail melaporkan, kedatangan mereka bukan dimaksudkan melarikan diri dari panasnya suhu udara Timur Tengah dipertengahan tahun, melainkan memamerkan kekayannya sekaligus berfoya-foya.
"Mereka siap membayar apapun," tulis Dailymail, Selasa (3/7).
Sejumlah kawasan komersial Inggris seperti Bond Street dan West End, berikut dengan sejumlah hotel kelas wahid telah mempersiapkan para staf mereka yang mahir berbahasa Arab. "Bahkan beberapa hotel telah menggelar karpet istimewa guna menyambut mereka," tulis Dailymail.
Saat ini, sudah 80 persen hotel bintang lima terisi. Sementara, barang dagangan toko-toko di Bond Street dan West End laris manis diborong. Mereka setiap harinya menghabiskan uang sekitar 1.900 pounsterling (2,964 dolar AS). Jumlah itu mengalahkan kekalapan warga Inggris 120 poundsterling (187 dolar AS) atau pun Amerika 550 pounsterling (858 dolar AS) dalam menghabiskan uang untuk berbelanja.
Yang menarik, jumlah warga kaya Arab yang datang ke London naik 22 persen setiap tahun. Khusus warga Uni Emirat Arab (UAE) naik 10 persen, yakni mencapai 120 ribu. London menjadi kota tujuan alternatif warga Timteng lantaran beberapa tahun belakangan, Prancis melarang para warganya juga para turis untuk menggenakan burqa alias cadar, khususnya di Kota Paris. Aturan itu membuat mereka tidak nyaman, dan memilih London sebagai tujuan alternatif.
Hebatnya lagi, konglomerat Arab tak segan menggelontorkan dana besar untuk membeli properti di London. Padahal sekarang ini, harga rumah di Inggris melambung drastis akibat krisis keuangan. Jadi, jangan terkejut banyak konglomerat Arab yang tidak ragu untuk membeli rumah seharga di atas 5 juta poundsterling (7,8 juta dolar AS).
"Jelang ramadhan memang jadi fenomena. Tahun lalu saja, mereka habiskan 120 juta poundsterling (187 juta dolar AS). Tahun diperkirakan bakal naik 10 persen," papar Jace Tyrrel, juru bicara perusahan retail di Bond Street.
Jace mengatakan, ketika fenomena itu datang pengusaha retail segera mengeluarkan lowongan pekerjaan, yang secara khusus mencantumkan kemampuan bahasa Arab sebagai syarat utama. "Di cari make up artist berbakat, berpengalaman dan spesialis perawatan kulit, memiliki kemampuan bahasa Arab," kata Jace menirukan bunyi iklan lowongan kerja yang ia temukan.
Sumber : Republika
0 komentar: