BALIKPAPAN - Pondok Pesantren
(Ponpes) Modern Al Mutttaqien Balikpapan merupakan lembaga pendidikan
Islam yang siap mencetak cendekiawan muslim. Dalam sistem belajar
mengajar, para santri tak hanya mendapatkan ilmu keagamaan tapi juga
pendidikan formal seperti sekolah umum.
Lulusan ponpes diharapkan menjadi cendekiawan sekaligus wirausaha Islam, serta paham tentang kenegaraaan.
Berdiri sejak 1985, Yayasan Pendidikan Islam Al Muttaqien, 19 tahun
berselang mereformasi diri menjadi Yayasan Pondok Pesantren Modern Al
Muttaqien. Menurut pendiri sekaligus pengasuh Ponpes Al Muttaqien KH
Mohammad Anas Mochtar, perubahan tersebut dilandasi pengaruh global yang
dinilai sangat rentan merusak akhlak dan perilaku anak-anak di
Balikpapan.
Keberadaan pondok pesantren diharapkan bisa memberikan nilai-nilai
agamis bagi kehidupan generasi muda yang dapat menyeimbangkan antara
dunia dan akhirat.
"Ponpes salafiyah tidak ada pendidikan umum. Kalau kami 100 persen
pelajaran agama, 100 persen pelajaran umum. Kalau SMK di luar umumnya
habis jam 12, maka kami menambah pelajaran agama sampai jam 4. Itu belum
ditambah pengajian malam. Sehabis maghrib pengajian dan dilanjutkan
mempelajari kitab kuning," ungkap Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama
Indonesia (MUI) Kota Balikpapan ini saat ditemui Tribunkaltim.co.
Menurutnya, Balikpapan tempat para pengusaha besar, makanya perlu
dididik anak-anak agar kelak menjadi pengusaha yang islami dekat dengan
Allah.
Ponpes Al Muttaqien berada di Jalan Letjen S Parman RT 22, Sumber
Rejo, Balikpapan Tengah. Jumlah santri 650 orang. Dengan santri yang
bermukim 425 orang, sementara 225 santri tidak.
Saat ini memiliki 50 pengajar di 4 jenjang pendidikan yakni,
Raudhatul Athfal (RA) dengan akreditasi B, Madrasah Ibtidayah (MI)
akredeitasi A, Madrasah Tsanawiyah (MTS) berakreditasi A, dan SMK yang
memiliki akreditasi B.
"Ujian nasional kemarin, salah satu anak didik kami menempati rangking 6 dari 32 SMK se Kota Balikpapan," tuturnya.
Ditambahkan, yayasan ponpes yang diasuhnya saat ini membuka
penerimaan wakaf, infaq, dan shaqadah untuk pengembangan pendidikan dan
dakwah.
Mengingat jumlah santri yang setiap tahun semakin banyak, dibutuhkan
perluasan atau pengembangan pesantren dengan lahan yang lebih luas.
"Harapan saya kalau ada dermawan yang ingin mewakafkan tanah, ponpes
kami membuka peluang untuk investasi akhirat. Ponpes kami membutuhkan
perluasan, karena tahun ini saja sudah membatasi penerimaan santri,
mengingat daya tampung," harapnya. (*)
Kaltim Tribun (Sabtu, 11 Juni 2016)
Jumat, 21 Juli 2017
Author: Administrator
Situs Berita Islam Balipapan merupakan situs yang memberitakan tentang dunia Islam dan umat Islam, berbagi informasi dan menyemarakkan dakwah / syiar Islamiyah.
0 komentar: