ANKARA - Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengkritik penggulingan
kekuasaan Mohamed Morsi yang berlangsung beberapa hari yang lalu.
Erdogan turut mengecam intervensi militer dalam politik Mesir.
“Empat
tahun yang lalu, Mesir dipimpin oleh satu partai dan itu adalah
pemerintahan diktator. Mesir hidup di bawah kepemimpinan diktator itu
selama 30 tahun,” ujar Erdogan, seperti dikutip CNN, Sabtu (6/7/2013).
“Melalui
pemilu demokratis yang dilaksanakan tahun lalu, seorang calon presiden
berhasil menang karena mengamankan 52 persen suara. Setiap politisi di
dunia ini bisa berbuat kesalahan, namun kita semua tidak bisa menerima
intervensi militer itu,” tegasnya.
Erdogan pun mendapat
pertanyaan, apakah dirinya bersedia memberikan suaka politik pada Morsi
mengingat Morsi dan Erdogan adalah politisi yang memiliki pandangan
politik serupa. Kedua negarawan itu adalah politisi dari fraksi Ikhwanul
Muslimin.
Meski demikian, Erdogan mengatakan bahwa dirinya tidak
menerima pengajuan suaka itu. Erdogan pun mengkritisi pemerintah
sementara di Mesir yang berniat mengadili Morsi dan kabinetnya.
Seperti
diketahui, Erdogan yang baru-baru ini menghadapi demonstrasi besar di
kalangan warga Turki, sempat menyalahkan Barat atas penumbangan Morsi
dari kursi presiden. Erdogan menilai, ada praktik standar ganda yang
diberlakukan Uni Eropa ketika mereka menyikapi krisis politik Mesir.
Namun Erdogan memberi apresiasi pada Uni Afrika yang menangguhkan
keanggotaan Mesir tepat pada saat Morsi terguling.
“Benarkah bahwa
Barat itu membela demokrasi dan mengimplementasikan demokrasi di
negaranya? ini adalah ujian ketulusan bagi mereka, dan mereka gagal
dalam menyelesaikan ujian ini. Tidak pernah ada di dunia ini istilah
‘kudeta damai’,” ucapnya ketika berbicara di Istanbul. [mosleminfo]
0 komentar: