KAIRO - Konflik di Mesir tidak menunjukkan tanda-tanda akan
berakhir. Masing-masing kubu baik yang pro maupun yang kontra tetap pada
pendiriannya. Sekarang ini, justru kondisi sedikit berubah menjadi
perseteruan antara kubu Ikhwanul Musimin melawan institusi Militer,
dengan rakyat sipil sebagai tumbalnya.
Perseteruan
tersebut tidak hanya terbatas pada perang fisik, namun sudah menjadi
perang opini dan media. Baru-baru ini para jurnalis dan koresponden
Aljazeera di Mesir rame-rame mengundurkan diri. Mereka menentang pihak
Aljazeera karena dianggap turut andil dalam aksi provokasi rakyat Mesir
agar terjadi perang saudara di Mesir. Para jurnalis dan koresponden yang
semuanya merupakan warga Mesir tersebut tidak rela dengan progam-progam
yang disajikan oleh pihak Aljazeera yang provokatif tersebut.
Mereka
mengatakan bahwa Aljazeera kerap melakukan pembohongan publik dalam
pemberitaannya terkait kondisi Mesir saat ini. Mereka yang memutuskan
untuk mengundurkan diri adalah Fatimah Nabil, Ala’ Ayyuthi, Hatim Farid,
Dina Musa, Karim Mahmud, Hujaj Salamah, dan Hasan Abdul Ghafar. Hujaj
Salamah mengatakan bahwa keputusannya untuk mengundurkan diri dari
koresponden Aljazeera bagian wilayah Luxor itu dia ambil setelah pihak
Aljazeera terus-menerus memprovokasi terjadinya pertumpahan darah di
Mesir, utamanya terkait pemberitaan bohong tragedi berdarah di Mabes
Paspamres (Garda Republik) di Kairo.
Menurutnya juga, Aljazeera telah
melakukan provokasi untuk menentang Militer dan melakukan pembohongan
publik terkait kondisi para demonstran pro Morsi di bilangan Rabeah
el-Adaweyah. (elwathan/ms/mosleminfo.com/islambalikpapan.com)
0 komentar: