Minggu, 16 Juni 2013

PBB Kecam AS Karena Mempersenjatai Oposisi Suriah

NEW YORK - Keputusan pemerintah AS untuk mempersenjatai pihak Oposisi Suriah tampaknya sudah final dan tak bisa diganggu gugat lagi.

Keputusan tersebut juga akan dipresentasikan Presiden Obama dalam pertemuan puncak depan dengan kepala Negara yang tergabung dalam Kelompok Delapan Negara industri (G8). Namun keputusan itu tetap akan dijalankan.

"Kami menyiapkan banyak kemungkinan di Suriah. Kami akan membuat keputusan atas tindakan kami lebih lanjut dari waktu yang kami tentukan sendiri," jelas  deputi penasehat keamanan nasional Presiden Obama, Benjamin Rhodes (14/6) kemarin.

Sebagaimana dilansir dari Alarabiya.net (14/6) Pihak AS beralasan, bantuan persenjataan kepada pihak oposisi itu terpaksa diberikan karena militer Suriah terbukti menggunakan senjata kimia.

Ilmuwan dan intelijen AS dan Uni Eropa menyatakan bukti yang sah senjata kimia dan gas saraf telah digunakan rezim Assad untuk melawan pihak oposisi, seperti diberitakan the New York Times (14/6).

"Komunitas intelijen menilai, rezim Assad telah menggunakan senjata kimia dalam skala kecil terhadap oposisi selama beberapa kali dalam setahun terakhir ini," bunyi surat kabar tersebut.

Pemerintah AS sebelumnya juga mengumumkan telah mereview laporan-laporan intelijen dan menyimpulkan, pasukan Suriah telah menggunakan senjata terlarang, termasuk gas syaraf sarin dalam serangan yang menewaskan hingga 150 orang.

Sementara pihak pemerintah Suriah sendiri membantah keras bukti penggunaan senjata kimia yang dilontarkan AS. Kementrian Luar Negri Suriah Jumat (14/6) langsung mengeluarkan bantahan.

Menurut Kemenlu Suriah hal itu hanyalah akal-akalan AS agar bisa menjatuhkan pemerintah Suriah yang sah. Menurut Kemenlu Suriah, semua bukti yang dinyatakan AS adalah palsu dan sama sekali tak berdasar.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menilai, sikap AS yang akan mempersenjatai Oposisi Suriah bukanlah langkah yang tepat. Ban menyatakan keberatannya secara resmi, Jumat (14/6).

Alasannya, bukti-bukti penggunaan senjata kimia tersebut tidak didasari dari penelitian dan penyelidikan yang jelas di lapangan. Ban juga mengatakan, dengan meningkatnya jumlah senjata malah akan memperburuk keadaan dan makin menjauh dari solusi damai.

"Tak ada penyelesaian militer bagi konflik ini, sekalipun pemerintah dan oposisi, dan pendukung mereka mengira hal itu ada," kata Ban dalam konfrensi persnya di Markas PBB New York, Jumat (14/6).

"Jalur militer secara langsung menunjuk ke arah perpecahan lebih lanjut negeri itu, merusak kestabilan wilayah serta mengobarkan ketegangan," kata Ban seperti dilansir kantor berita Xinhua (14/5).

Dukungan senada dengan Ban juga mengalir dari Negara-negara lain. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov juga menyatakan sikap AS hanya berasal dari sentimen kepada pemerintah Assad, bukan didasari oleh fakta-fakta yang dapat dipertanggungjawabkan.

"Apa yang dikemukakan Amerika tidak meyakinkan bagi kami," kata juru bicara Kemenlu Rusia, Yury Ushakov. Akankah langkah yang diambil AS dengan segera akan mengakhiri konflik yang sudah dua tahun berlangsung di Suriah. Atau hanya langkah-langkah politis untuk menjadikan negri tersebut boneka-boneka AS? 

Sumber: ROL

SHARE THIS

Author:

Situs Berita Islam Balipapan merupakan situs yang memberitakan tentang dunia Islam dan umat Islam, berbagi informasi dan menyemarakkan dakwah / syiar Islamiyah.

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Sangat disayangkan bangsa / negara arab yang membantu oposisi melawan pemerintahan Assad yang sah itu mau dijadikan oleh AS dan Israel sebagai boneka mereka.

    BalasHapus