Kamis, 06 Juni 2013

Ketika Rakyat Mesir Tuntut Morsi Lengser, Salafi Tolak Bela Rezim IM

KAIRO - Pemerintahan rezim Ikhwanul Muslimin (IM) di Mesir telah dianggap gagal dalam mewujudkan cita-cita revolusi Mesir. Hal ini ditengarai semakin melemahkan nilai tukar pound Mesir yang berakibat pada melonjaknya harga-harga bahan pokok di pasaran.

Front Nasional Penyelamatan Mesir berancana melakukan demonstrasi besar-besaran pada tanggal 30 Juni mendatang. Demonstrasi ini telah dirancang beberapa bulan lalu dengan didahului pengumpulan 15.000 (lima belas ribu) tanda tangan warga Mesir yang menginginkan rezim IM lengser.

Partai-partai Salafi di Mesir (an-Nur, al-Wathan, dan Hizb Islami) menolak ajakan Partai FJP (Freedom and Justice Party), sayap politik gerakan IM, untuk membuat demo tandingan pada tanggal 30 Juni, untuk tetap mendukung pemerintahan Presiden Morsi.

“Kami sebenarnya sudah pernah meminta kepada pihak IM agar melakukan reshuffle kabinet,” ungkap Muhammad Nur, jubir resmi partai Salafi al-Wathan yang secara tegas menyatakan tak akan ikut berdemo mendukung Morsi.

Senada dengan hal itu, Syekh Yasir Burhami, Wakil Dakwah Salafi di Mesir secara tegas menyatakan di kanal at-Tahrir: “Jika jumlah para demonstran melebihi jumlah suara yang mendukung Morsi, maka saya akan memintanya untuk mengundurkan diri dari jabatan Presiden.”

Jamaah IM dan sayap politiknya FJP (Freedom and Justice Party) bekerja keras untuk membendung arus demo tanggal 30 Juni mendatang. Mereka mengadakan rapat dengan beberapa partai Islam di sekretariat partai FJP. Rapat ini dihadiri oleh ketua dan wakil partai FJP, Dr. Sa’ad al-Katatani dan Dr. Isham Oryan. Shabir Abul Futuh, salah seorang elit IM menyatakan bahwa tujuan rapat ini adalah untuk konsolidasi kekuatan Islam, seraya menegaskan bahwa proyek islami yang selama ini dijadikan jargon oleh rezim IM akan berhasil, dan tanggal 30 Juni tidak akan pernah terjadi revolusi, kecuali dilakukan oleh kalangan islamiyyin sendiri.

Sedangkan di pihak lain, gerakan pelengseran rezim IM telah bergerak ke pelosok wilayah Mesir, mulai dari Kairo hingga ke daerah-daerah demi mengumpulkan 15 ribu tanda tangan warga. Para pemuda Front Nasional Penyelamatan Mesir mengklaim telah menemukan cara baru dalam demonstrasi kali ini di depan Istana Negara. “Ada ide untuk melempar bola-bola ke dalam area Istana Negara sebagai surat kepada Presiden yang bertuliskan “Pergi!”, “Undang-Undang Tidak Sah”, “Dewan Peradilan Ilegal”, “Tidak untuk Rencana Pembagian Wilayah Suez”, serta mengangkat tinggi kartu-kartu yang berwarna merah,” tegas Ahmad Harb, anggota Front. (elwthn/sm).

Sumber: Mosleminfo

SHARE THIS

Author:

Situs Berita Islam Balipapan merupakan situs yang memberitakan tentang dunia Islam dan umat Islam, berbagi informasi dan menyemarakkan dakwah / syiar Islamiyah.

0 komentar: