BANDUNG - Kapolda Jabar Irjen Pol Tubagus Anis Angka Wijaya meluncurkan buku 'Islam Anti Terorisme', Pandangan para Ahli tentang Jihad dan Peran Polri dalam Menangani Teroris di Indonesia, Selasa (4/6/2013). Buku yang dibuat dalam waktu 2 pekan tersebut dibagi-bagikan pada undangan dalam acara Sarasehan Kamtibmas dengan tema.
"Mencegah dan Menanggulangi Radikalisme / Terorisme di Jabar" di Hotel Horison Bandung, Jalan Pelajar Pejuang.
"Pembuatannya 2 minggu. Buku ini sederhana saja. Isinya antara lain pandangan para ahli tentang jihad juga ada dari BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Teroris). Serta peran Polri dalam pemberantasan teroris. Juga ada informasi soal beberapa kasus teroris," ujar Anis pada wartawan.
Ia berharap, buku yang diedarkan secara internal di kalangan kepolisian itu bisa menjadi wawasan dan gambaran tentang teroris di Indonesia. "Untuk konsumsi kita-kita sajalah. Supaya anggota dan juga komponen masyarakat bisa sama-sama mencegah," katanya.
Menurutnya, pelaku teroris saat ini banyak yang justru berasal kalangan muda Islam, sehingga Islam pun dipandang sebagai sarang terorisme. "Ini tidak menguntungkan umat Islam. Kesucian Islam seakan dipertanyakan sebagai agama penuh kedamaian. Apa betul terorisme ada kaitannya dengan semangat jihad seperti yang diyakini para pelaku bom bunuh diri itu," tutur Anis.
Diharapkan buku terbitan Iris Press dan Polda Jabar itu dapat menjelaskan pandangan para ahli mengenai ajaran jihad Islam, serta apa dan bagaimana terorisme. Serta bagaimana pula pemerintah melalui Polri menangani terorisme.
"Ini adalah salah satu upaya dalam memberantas terorisme di negeri ini dan menempatkan kesucian ajaran jihad islam pada tempat yang sebenar-benarnya," jelasnya.
Buku setebal 146 halaman tersebut ditulis Anis bersama dua penulis lain yaitu Badri Khaeruman dan Sakrim Miharja. Anis tak mau menyebut berapa banyak buku yang dicetak untuk dibagi-bagikan dalam acara tersebut.
"Enggak banyak, enggak sampai seribu," katanya.
"Mencegah dan Menanggulangi Radikalisme / Terorisme di Jabar" di Hotel Horison Bandung, Jalan Pelajar Pejuang.
"Pembuatannya 2 minggu. Buku ini sederhana saja. Isinya antara lain pandangan para ahli tentang jihad juga ada dari BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Teroris). Serta peran Polri dalam pemberantasan teroris. Juga ada informasi soal beberapa kasus teroris," ujar Anis pada wartawan.
Ia berharap, buku yang diedarkan secara internal di kalangan kepolisian itu bisa menjadi wawasan dan gambaran tentang teroris di Indonesia. "Untuk konsumsi kita-kita sajalah. Supaya anggota dan juga komponen masyarakat bisa sama-sama mencegah," katanya.
Menurutnya, pelaku teroris saat ini banyak yang justru berasal kalangan muda Islam, sehingga Islam pun dipandang sebagai sarang terorisme. "Ini tidak menguntungkan umat Islam. Kesucian Islam seakan dipertanyakan sebagai agama penuh kedamaian. Apa betul terorisme ada kaitannya dengan semangat jihad seperti yang diyakini para pelaku bom bunuh diri itu," tutur Anis.
Diharapkan buku terbitan Iris Press dan Polda Jabar itu dapat menjelaskan pandangan para ahli mengenai ajaran jihad Islam, serta apa dan bagaimana terorisme. Serta bagaimana pula pemerintah melalui Polri menangani terorisme.
"Ini adalah salah satu upaya dalam memberantas terorisme di negeri ini dan menempatkan kesucian ajaran jihad islam pada tempat yang sebenar-benarnya," jelasnya.
Buku setebal 146 halaman tersebut ditulis Anis bersama dua penulis lain yaitu Badri Khaeruman dan Sakrim Miharja. Anis tak mau menyebut berapa banyak buku yang dicetak untuk dibagi-bagikan dalam acara tersebut.
"Enggak banyak, enggak sampai seribu," katanya.
Sumber: Detik
0 komentar: