Rabu, 12 Juni 2013

Jamaah Islamiyah Siap Lakukan Revolusi Islam Jika Presiden Mesir Lengser

KAIRO - Gelombang penggalangan demonstrasi tanggal 30 Juni yang diprakarsai oleh Front Penyelamatan Nasional Mesir (FPN) untuk melengserkan Presiden Morsi semakin deras. Ikhwanul Muslimin (IM) sebagai pemegang tampuk pemerintahan saat ini telah melobi berbagai kalangan islamiyyin untuk membuat demonstrasi tandingan, namun sebagian besar menolak.
 
Sebelumnya, partai-partai Salafi menolak ajakan FJP sayap politik IM untuk mendukung demonstrasi tandingan tanggal 30 Juni ini. Kini, Jamaah Islamiyah akan menggunakan kesempatan huru-hara ini untuk mengikrarkan Mesir sebagai negara Islam, jika Morsi benar-benar lengser. Jamaah Islamiyah tidak akan membiarkan pihak FPN mengambil alih kepemimpinan Mesir. Karena menurut mereka, FPN berisi kalangan sekuler, pendukung mantan calon presiden Mesir Ahmad Syafiq, dan antek-antek Mubarak.

“Instansi pemerintah akan dijaga oleh polisi dan tentara. Kami hanya akan menjaga diri kami sendiri dari berbagai serangan. Saya berharap demonstrasi tanggal 30 Juni berjalan damai. Dan jika mereka berhasil melengserkan Morsi dan merealisasikan ancaman-ancaman mereka, maka kami akan melakukan revolusi Islam secara menyeluruh menentang Dewan Pemerintahan yang akan dibentuk. Kami tidak akan membiarkan mereka senang sedikitpun. Kami akan memperlihatkan kepada mereka siapa sebenarnya islamiyyin itu, dan siapa sebenarnya jihadis dan revolusioner Islam itu,” tegas Yahya Syirbini, kordinator gerakan Revolusi Islam.

Sementara itu di pihak yang lain, Muhammad Najah (Abu Mus’ab) mantan kordinator informasi Al-Qaedah menegaskan bahwa Salafi Jihadi tidak akan ikut turun ke jalan pada tanggal 30 Juni ini. Karena mereka tidak pernah mengakui legitimasi Presiden Morsi, karena Morsi tidak berhukum dengan hukum Allah, dan tidak ada bedanya dengan para pemimpin sekuler.

Tersebar tulisan DR. Muslim Tsair (bukan nama sebenarnya) di berbagai group Salafi di facebook. Di dalam tulisan tersebut dia mengatakan: “Kesalahan secara syar’i dan strategi yang mungkin akan dilakukan oleh kalangan islamiyyin adalah turun ke jalan untuk membela legitimasi Morsi. Dari sudut pandang Islam, Morsi sama sekali tidak memiliki legitimasi, karena dia tidak berhukum dengan syariat Islam. Karenanya, tidak boleh secara syariat untuk membelanya melawan oposisi.”

Muslim Tsair juga menyatakan: “Turunnya kalangan islamiyyin ke jalan untuk membela Morsi akan membuat masyarakat awam menganggap bahwa seluruh kalangan islamiyyin mendukung Ikhwanul Muslimin. Mereka akan menganggap bahwa pemerintahan Morsi yang gagal ini adalah kegagalan kalangan islamiyyin secara keseluruhan, bukan IM saja. Ini akan memperburuk citra ‘proyek islami’ dalam pandangan masyarakat awam. Oleh karena itu, sikap yang benar adalah membentuk Front tandingan di luar kedua kubu; IM dan FPN, atau sama sekali tidak ikut campur.” (elwthn/sm)

Sumber: Mosleminfo

SHARE THIS

Author:

Situs Berita Islam Balipapan merupakan situs yang memberitakan tentang dunia Islam dan umat Islam, berbagi informasi dan menyemarakkan dakwah / syiar Islamiyah.

0 komentar: