BALIKPAPAN, tribunkaltim.co.id - Sekitar
seratusan guru yang berasal dari sekolah negeri dan swasta mengikuti
seminar pendidikan bertajuk "Pendidikan Karakter untuk Mewujudkan
Generasi Muda Indonesia yang Unggul", Kamis (20/12/2012) di aula PT
Inhutani, Jl Jenderal Sudirman, Balikpapan Kota.
Acara ini merupakan hasil kerjasama antara KNPI, Yabaca, Tribun Kaltim, Penerbit Erlangga, RMC, Jamsostek, PGRI, dan Telkomsel. Seminar yang dimoderatori oleh Redaktur Pelaksana Tribun Kaltim, Priyo Suwarno, menghadirkan tiga pembicara dari latar belakang berbeda. Diantaranya, Ketua KNPI Balikpapan Andi Arif Agung, Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia Retno Listyarti, dan Kasi Manajemen Ketenagaan Dinas Pendidikan Balikpapan Saeful Bahri.
Beragam pertanyaan diajukan oleh peserta seminar, mulai dari masalah penerapan pendidikan karakter di sekolah, hingga indikator keberhasilan pendidikan karakter.
Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia, Retno Listyarti, dalam pemaparannya menawarkan model pembelajaran pendidikan karakter dalam praktek kelas dengan pendekatan literasi kritis. Menurutnya, model pembelajaran tersebut menuntut peran aktif siswa sekaligus mengoreksi peranan dominan guru. Karena itu, istilah pengajaran dan pembelajaran baginya bukan hanya istilah teknis, tapi istilah yang memangku perubahan paradigma itu sendiri.
"Literasi kritis adalah strategi pembelajaran dengan menggunakan teks sebagai pembelajaran dan melihatnya scara kritis. Teks yang dimaksud tidaklah terbatas pada teks tertulis saja, melainkan media lain yang dapat dipahami dan dibaca. Misalnya teks berita di media massa, cerpen, novel dan sejenisnya, atau juga lagu plus klipnya, film, gambar, foto dan lainnya," ujarnya
Acara ini merupakan hasil kerjasama antara KNPI, Yabaca, Tribun Kaltim, Penerbit Erlangga, RMC, Jamsostek, PGRI, dan Telkomsel. Seminar yang dimoderatori oleh Redaktur Pelaksana Tribun Kaltim, Priyo Suwarno, menghadirkan tiga pembicara dari latar belakang berbeda. Diantaranya, Ketua KNPI Balikpapan Andi Arif Agung, Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia Retno Listyarti, dan Kasi Manajemen Ketenagaan Dinas Pendidikan Balikpapan Saeful Bahri.
Beragam pertanyaan diajukan oleh peserta seminar, mulai dari masalah penerapan pendidikan karakter di sekolah, hingga indikator keberhasilan pendidikan karakter.
Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia, Retno Listyarti, dalam pemaparannya menawarkan model pembelajaran pendidikan karakter dalam praktek kelas dengan pendekatan literasi kritis. Menurutnya, model pembelajaran tersebut menuntut peran aktif siswa sekaligus mengoreksi peranan dominan guru. Karena itu, istilah pengajaran dan pembelajaran baginya bukan hanya istilah teknis, tapi istilah yang memangku perubahan paradigma itu sendiri.
"Literasi kritis adalah strategi pembelajaran dengan menggunakan teks sebagai pembelajaran dan melihatnya scara kritis. Teks yang dimaksud tidaklah terbatas pada teks tertulis saja, melainkan media lain yang dapat dipahami dan dibaca. Misalnya teks berita di media massa, cerpen, novel dan sejenisnya, atau juga lagu plus klipnya, film, gambar, foto dan lainnya," ujarnya
Penulis : Syaiful Syafar
Editor : Adhinata Kusuma
Sumber : Tribun Kaltim