GYZA - Seorang pemimpin Syiah di Mesir meminta perlindungan internasional sehari setelah empat warga Syiah dibunuh oleh umat Sunni.
Kepada BBC, Mohamed Ghaneim mengatakan seruan itu
disampaikan karena negara tidak mampu melindungi umat Islam Syiah di
negara itu.
Empat pemeluk Syiah tewas dalam serangan sekelompok warga
Sunni atas kampung Al-Jizah di dekat pinggiran selatan ibukota Kairo,
Minggu 23 Juni, sementara delapan lainnya cedera.
Beberapa saksi mata menjelaskan kepada BBC bahwa serangan
dimilai ketika beberapa ratus orang yang anti-Syiah mengepung sebuah
rumah dan meminta penghuninya meninggalkan rumah sebelum menyerbu ke
dalam dan membakarnya.
Para penyerang menuduh warga Syiah yang berkumpul di
rumah tersebut bertujuan menyebarkan ajaran Syiah, yang merupakan
kelompok minoritas di tengah dominasi umat Sunni di
Mesir.
Gambar-gambar tentang serangan itu memperlihatkan korban
diseret sampai ke jalanan dan salah seorang yang tewas adalah pemimpin
umat Syiah setempat, Hasan Shehata.
Kecaman Meluas
Laporan-laporan menyebutkan bahwa polisi tidak bertindak mencegah serangan di kampung Al-Jizah itu. Mohammed Morsi sudah mengutuk pembunuhan atas warga Syiah itu sebagai sebuah kejahatan keji.
Dalam pernyataan yang diterbitkan oleh media milik
pemerintah, Al-Ahram, presiden menyebutnya sebagai insiden yang
bertentangan dengan semangat toleransi dan saling menghargai yang
menjadi karakter warga Mesir.
Presiden juga sudah menginstruksikan lembaga-lembaga
negara untuk menangkap pihak yang bertangung jawab dan membawanya ke
pengadilan.
Sementara kantor Perdana Menteri Hesham Kandil mengatakan
ia mengikuti secara seksama proses penyelidikan untuk memastikan
hukuman atas pelakunya.
Masjid Al-Azhar -yang amat berpengaruh di Mesir- juga
sudah mengecam kekerasan yang ditegaskan bertentangan dengan ajaran
Islam dan menyerukan agar pelakunya mendapat hukuman berat.
Sumber: tribunnews.com
Sumber: tribunnews.com
0 komentar: