Judul: Ilmu Falak Praktis (Metode Hisab-Rukyat Praktis dan Solusi Permasalahnya)
Penulis : Ahmad Izzuddin
Penerbit: Pustaka Rizki Putra
Cetakan: Pertama, Agustus 2012
Tebal: 291 halaman
ISBN: 978-979-9430-77-9
Harga : Rp. 40.000,-
Peresensi: Dito Alif Pratama
Kemanakah kiblat shalat kita, Kapankah awal waktu Shalat, kapankah awal dan akhir Ramadhan, apakah terjadi perbedan, kapankah kita disunnahkan shalat gerhana matahari dan gerhana bulan? Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah bagian dari pertanyaan dalam kajian ilmu Falak yang kerap memberi kesan di masyarakat bahwa ilmu Falak itu sulit dan rumit.
Saya rasa, pertanyaan semacam itu bukan lagi persoalan yang harus terus dibincang. Dengan semakin majunya tekhnologi dan banyaknya ilmuwan dan pemerhati Falak, ssudah barang tentu akan makin tambah semakin banyak terobosan, langkah serta solusi mudah mempelajari ilmu falak.
Salah satunya adalah buku ini, sebuah buku mahakarya hasil analisis dan pemikiran Ahmad Izzuddin berjudul Ilmu Falak Praktis: Metode Hisab-Rukyat Praktis dan Solusi Permasalahanya, mencoba menepis anggapan ilmu Falak itu sulit dan membingungkan, ia hendak menegaskan kepada masyarakat luas bahwa mempelajari ilmu Falak itu mudah dan harus terus dikembangkan.
Di awal buku ini ia coba paparkan sekilas tentang pengertian ilmu Falak, dalam pandanganya ilmu Falak adalah ilmu yang mempelajari lintasan benda-benda langit, khususnya bumi, bulan, dan matahari pada orbitnya masing-masing dengan tujuan untuk diketahui posisi benda langit antara satu dengan lainnya, agar dapat diketahui waktu-waktu di permukaan bumi. Sejatinya ilmu Falak merupakan ilmu penting yang juga harus dikuasai demi memenuhi hajat hidup manusia modern saat ini, khususnya masyarakat Muslim untuk memenuhi hajat ibadah mereka, mulai dari persoalan menghadap arah kiblat, menentukan waktu shalat, awal bulan Qomariyah hingga penentuan awal dan akhir gerhana bulan dan matahari.
Dalam hal menentukan arah kiblat misalnya, ia coba tawarkan cara mudah menentukan arah kiblat secara praktis dan tanpa mengeluarkan banyak biaya, yaitu metodeTongkat istiwa.dengan metode ini, kita cukup dengan hanya meletakkan sebuah tongkat di tanah yang bidang dan terkena sinar matahari, dalam kurun waktu tertentu kita akan bisa menentukan arah kiblat dengan sangat mudah. Tongkat Istiwa pun dapat dikatakan cara yang lebih teliti daripada sebelumnya. Hal ini dikarenakan cara ini menggunakan alam sebagai media untuk menentukan koordinat geografis. (Hlm. 32)
Dalam buku ini, Izzuddin juga coba paparkan beberapa software dan progam penunjang kemudahan belajar dan memahami ilmu Falak, seperti software mudah menetukan arah kiblat dan langkah-langkah menggunakanya, antara lain, Qibla Locator, Google Earth, Mawaqiit, Al-Miiqat, dan sebagainya (Hlm. 74)
Izzuddin yang juga merupakan Doktor ilmu Falak pertama di IAIN Walisongo Semarang hendak menyapa masyarakat luas untuk mau mempelajari ilmu Falak bersama-sama, terlebih agar masyarakat bisa mempunyai pondasi dan ilmu falak yang nantinya menunjang kepribadian mereka untuk semakin bijak ketika dihadapkan dengan persoalan sosial yang terjadi, khususnya dalam menyikapi perbedaan penentuan awal bulan Qomariyah.
Dalam buku ini, Izzuddin coba menawarkan sebuah solusi ampuh guna menyamakan persepsi tersebut. Solusi yang hendak disampaikan adalah bagaimana mengkompomikan dua mazhab besar yang metode nya berbeda, yaitu hisab dan rukyah, dengan kata lain menghisabkan rukyah dan merukyahkan hisab.
Dalam pandanganya, dua metode yakni hisab dan rukyah merupakan dua metode yang saling melengkapi. Metode hisab sebagai prediksi sebelumnya masih berstatus hipotesis verifikatif yang masih memerlukan observasi (rukyah) sehingga kontinyuitas rukyat dengan dibuktikan dengan hasil hisab harus selalu dilakukan setiap akhir bulam Qomariyah sehingga tidak terbatas rukyat pada akhir bulan Sya’ban, akhir bulan Ramadhan, dan akhir bulan Dzulqo’dah. Pada akhirnya, standarisasi ketinggian hilal (irtifa’ul hilal) dapat dihasilkan sebagai hasil kompromi metode hisab dan rukyah secara empiris ilmiah. (Hlm.145)
Semuanya akan bisa terealisasikan manakala didukung dengan sikap lapang dada tiap-tiap ormas, tidak mengedepankan ego golongan dan yang terepenting adalah mau bersatu menyatukan persepsi demi sebuah kebersamaan.
Ditulis dengan gaya tulisan bahasa yang renyah dan mudah dicerna, Buku ini hendak memberikan pencerahan bagi masyarakat, tidak hanya kaum akademisi tetapi juga masyarakat awam akan solusi mudah mempelajari ilmu Falak. Buku ini layak dibaca oleh masyarakat, terlebih mereka yang ingin mendalami ilmu falak, Agar kedepanya ilmu falak bisa terus dikembang dan dilestarikan.
* Pemerhati Ilmu Falak IAIN Walisongo Semarang
Penulis : Ahmad Izzuddin
Penerbit: Pustaka Rizki Putra
Cetakan: Pertama, Agustus 2012
Tebal: 291 halaman
ISBN: 978-979-9430-77-9
Harga : Rp. 40.000,-
Peresensi: Dito Alif Pratama
Kemanakah kiblat shalat kita, Kapankah awal waktu Shalat, kapankah awal dan akhir Ramadhan, apakah terjadi perbedan, kapankah kita disunnahkan shalat gerhana matahari dan gerhana bulan? Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah bagian dari pertanyaan dalam kajian ilmu Falak yang kerap memberi kesan di masyarakat bahwa ilmu Falak itu sulit dan rumit.
Saya rasa, pertanyaan semacam itu bukan lagi persoalan yang harus terus dibincang. Dengan semakin majunya tekhnologi dan banyaknya ilmuwan dan pemerhati Falak, ssudah barang tentu akan makin tambah semakin banyak terobosan, langkah serta solusi mudah mempelajari ilmu falak.
Salah satunya adalah buku ini, sebuah buku mahakarya hasil analisis dan pemikiran Ahmad Izzuddin berjudul Ilmu Falak Praktis: Metode Hisab-Rukyat Praktis dan Solusi Permasalahanya, mencoba menepis anggapan ilmu Falak itu sulit dan membingungkan, ia hendak menegaskan kepada masyarakat luas bahwa mempelajari ilmu Falak itu mudah dan harus terus dikembangkan.
Di awal buku ini ia coba paparkan sekilas tentang pengertian ilmu Falak, dalam pandanganya ilmu Falak adalah ilmu yang mempelajari lintasan benda-benda langit, khususnya bumi, bulan, dan matahari pada orbitnya masing-masing dengan tujuan untuk diketahui posisi benda langit antara satu dengan lainnya, agar dapat diketahui waktu-waktu di permukaan bumi. Sejatinya ilmu Falak merupakan ilmu penting yang juga harus dikuasai demi memenuhi hajat hidup manusia modern saat ini, khususnya masyarakat Muslim untuk memenuhi hajat ibadah mereka, mulai dari persoalan menghadap arah kiblat, menentukan waktu shalat, awal bulan Qomariyah hingga penentuan awal dan akhir gerhana bulan dan matahari.
Dalam hal menentukan arah kiblat misalnya, ia coba tawarkan cara mudah menentukan arah kiblat secara praktis dan tanpa mengeluarkan banyak biaya, yaitu metodeTongkat istiwa.dengan metode ini, kita cukup dengan hanya meletakkan sebuah tongkat di tanah yang bidang dan terkena sinar matahari, dalam kurun waktu tertentu kita akan bisa menentukan arah kiblat dengan sangat mudah. Tongkat Istiwa pun dapat dikatakan cara yang lebih teliti daripada sebelumnya. Hal ini dikarenakan cara ini menggunakan alam sebagai media untuk menentukan koordinat geografis. (Hlm. 32)
Dalam buku ini, Izzuddin juga coba paparkan beberapa software dan progam penunjang kemudahan belajar dan memahami ilmu Falak, seperti software mudah menetukan arah kiblat dan langkah-langkah menggunakanya, antara lain, Qibla Locator, Google Earth, Mawaqiit, Al-Miiqat, dan sebagainya (Hlm. 74)
Izzuddin yang juga merupakan Doktor ilmu Falak pertama di IAIN Walisongo Semarang hendak menyapa masyarakat luas untuk mau mempelajari ilmu Falak bersama-sama, terlebih agar masyarakat bisa mempunyai pondasi dan ilmu falak yang nantinya menunjang kepribadian mereka untuk semakin bijak ketika dihadapkan dengan persoalan sosial yang terjadi, khususnya dalam menyikapi perbedaan penentuan awal bulan Qomariyah.
Dalam buku ini, Izzuddin coba menawarkan sebuah solusi ampuh guna menyamakan persepsi tersebut. Solusi yang hendak disampaikan adalah bagaimana mengkompomikan dua mazhab besar yang metode nya berbeda, yaitu hisab dan rukyah, dengan kata lain menghisabkan rukyah dan merukyahkan hisab.
Dalam pandanganya, dua metode yakni hisab dan rukyah merupakan dua metode yang saling melengkapi. Metode hisab sebagai prediksi sebelumnya masih berstatus hipotesis verifikatif yang masih memerlukan observasi (rukyah) sehingga kontinyuitas rukyat dengan dibuktikan dengan hasil hisab harus selalu dilakukan setiap akhir bulam Qomariyah sehingga tidak terbatas rukyat pada akhir bulan Sya’ban, akhir bulan Ramadhan, dan akhir bulan Dzulqo’dah. Pada akhirnya, standarisasi ketinggian hilal (irtifa’ul hilal) dapat dihasilkan sebagai hasil kompromi metode hisab dan rukyah secara empiris ilmiah. (Hlm.145)
Semuanya akan bisa terealisasikan manakala didukung dengan sikap lapang dada tiap-tiap ormas, tidak mengedepankan ego golongan dan yang terepenting adalah mau bersatu menyatukan persepsi demi sebuah kebersamaan.
Ditulis dengan gaya tulisan bahasa yang renyah dan mudah dicerna, Buku ini hendak memberikan pencerahan bagi masyarakat, tidak hanya kaum akademisi tetapi juga masyarakat awam akan solusi mudah mempelajari ilmu Falak. Buku ini layak dibaca oleh masyarakat, terlebih mereka yang ingin mendalami ilmu falak, Agar kedepanya ilmu falak bisa terus dikembang dan dilestarikan.
* Pemerhati Ilmu Falak IAIN Walisongo Semarang
0 komentar: