JAKARTA - Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pencak Silat NU Pagar Nusa Aizzuddin
Abdurrahman (Gus Aiz) mengaku sangat menyayangkan pemasangan spanduk
atas nama Pagar Nusa pada Muktamar Khilafah 2013 Hizbut Tahrir Indonesia
(HTI). Ia menegaskan, Pencak Silat NU Pagar Nusa tidak punya hubungan
dengan HTI.
“Pagar Nusa sangat menyayangkan yang dilakukan HTI itu. Saya tegaskan, Pagar Nusa sama sekali tidak terlibat dan melibatkan diri dengan HTI baik terkait upaya atau amaliyah yang mereka lakukan,” kata Gus Aiz kepada NU Online pertelepon, Sabtu (8/6).
“Tidak ada agenda Pagar Nusa yang terkait HTI. Saya harap mereka tahu diri, bahwa yang diurusi Pagar Nusa adalah NU, ulama dan NKRI,” tegasnya lagi.
Ditambahkan, Indonesia memang menjadi lahan subur bagi siapapun bagi berkembangnya berbagai pemikiran, dan bahkan ideologi baru. Namun Gus Aiz mengingatkan semua pihak untuk tidak melakukan aksi merorongrong Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Saya harap HTI sadar diri dan tahu betul keberadaannya. Mereka adalah kelompok baru dan tidak memahami dengan bijak dan baik beberapa dasar pendirian bangsa ini,” katanya terkait pelaksanaan muktamar khilafah.
Terkait kasus pemalsuan spanduk, dikatakannya, sampai saat ini belum ada agenda pertemuan dengan pihak HTI. “Belum ada agenda pertemuan dengan mereka. Tapi kami siap berkomunikasi dengan segala pihak,” katanya.
Namun ia tetap mengimbau para kader Pagar Nusa untuk tetap menahan diri dan tetap berkoordinasi sebelum melakukan tindakan apapun. “Pelajari dulu, jangan terburu-buru agar tidak berdampak pada ekses yang tidak baik,” tambahnya.
Seperti diwartakan PCNU Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, telah menegaskan spanduk yang menempel di tribun stadion Gelora Bung Karno yang mencatut nama “Pagar Nusa NU Wilayah Tanjungsari-Sumedang” itu adalah bentuk pemalsuan.
Kepada NU Online, Gus Aiz menyatakan Pagar Nusa mendukung PCNU Sumedang dan berharap warga nahdliyin lebih berhati-hati dan mencermati propaganda yang dilakukan HTI dan sejenisnya. “Bagi NU, Pancasila adalah harga mati. Dan Pagar Nusa adalah pagarnya NU dan Bangsa,” pungkasnya. (A. Khoirul Anan)
“Pagar Nusa sangat menyayangkan yang dilakukan HTI itu. Saya tegaskan, Pagar Nusa sama sekali tidak terlibat dan melibatkan diri dengan HTI baik terkait upaya atau amaliyah yang mereka lakukan,” kata Gus Aiz kepada NU Online pertelepon, Sabtu (8/6).
“Tidak ada agenda Pagar Nusa yang terkait HTI. Saya harap mereka tahu diri, bahwa yang diurusi Pagar Nusa adalah NU, ulama dan NKRI,” tegasnya lagi.
Ditambahkan, Indonesia memang menjadi lahan subur bagi siapapun bagi berkembangnya berbagai pemikiran, dan bahkan ideologi baru. Namun Gus Aiz mengingatkan semua pihak untuk tidak melakukan aksi merorongrong Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Saya harap HTI sadar diri dan tahu betul keberadaannya. Mereka adalah kelompok baru dan tidak memahami dengan bijak dan baik beberapa dasar pendirian bangsa ini,” katanya terkait pelaksanaan muktamar khilafah.
Terkait kasus pemalsuan spanduk, dikatakannya, sampai saat ini belum ada agenda pertemuan dengan pihak HTI. “Belum ada agenda pertemuan dengan mereka. Tapi kami siap berkomunikasi dengan segala pihak,” katanya.
Namun ia tetap mengimbau para kader Pagar Nusa untuk tetap menahan diri dan tetap berkoordinasi sebelum melakukan tindakan apapun. “Pelajari dulu, jangan terburu-buru agar tidak berdampak pada ekses yang tidak baik,” tambahnya.
Seperti diwartakan PCNU Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, telah menegaskan spanduk yang menempel di tribun stadion Gelora Bung Karno yang mencatut nama “Pagar Nusa NU Wilayah Tanjungsari-Sumedang” itu adalah bentuk pemalsuan.
Kepada NU Online, Gus Aiz menyatakan Pagar Nusa mendukung PCNU Sumedang dan berharap warga nahdliyin lebih berhati-hati dan mencermati propaganda yang dilakukan HTI dan sejenisnya. “Bagi NU, Pancasila adalah harga mati. Dan Pagar Nusa adalah pagarnya NU dan Bangsa,” pungkasnya. (A. Khoirul Anan)
Sumber: NU Online
Berita terkait : Spanduk Badan Otonom NU (Pagar Nusa) Dicatut, NU Kecam Ulah HTI
Berita terkait : Spanduk Badan Otonom NU (Pagar Nusa) Dicatut, NU Kecam Ulah HTI
0 komentar: