BUKAN TEXAS LAGI : Ketua TP PKK Balbar, Armaya bersama kadernya usai menerima berbagai penghargaan di BSCC Dome, kemarin.
Hingga tahun 90-an, kawasan Balikpapan Barat masih identik dengan sebutan daerah ‘texas’. Daerah rawan yang punya catatan kriminalitas tinggi. Namun warganya bergerak maju, berangsur-angsur menghilangkan identitas buruk itu. Caranya, dengan meraih prestasi hingga tingkat nasional, bahkan kini siap menjadi kawasan percontohan.
SECARA geografis, letak wilayah Kecamatan Balikpapan Barat memang sebagian besar berada di kawasan pesisir. Dari 6 kelurahan yang ada, Margasari, Baru Ulu, Baru Tengah dan Kariangau berdampingan dengan pantai. Sedangkan dua lainnya, Margomulyo dan Baru Ilir wilahnya didominasi daratan. Namun tetap saja. Sejarah seakan sudah begitu melekat dengan daerah-daerah di Balikpapan Barat.
Berbagai pikiran negatif langsung tertuju begitu mendengar nama “Kampung Baru”. Menyeramkan. Tapi itu dulu, bukan sekarang. Perlahan namun pasti, berbagai program pemerintah yang secara tidak langsung menyedot animo masyarakat mampu membuat persaingan dalam kehidupan lebih sehat semakin tinggi. Tidak lagi bersaing siapa yang paling jago berkelahi, paling jago mengonsumsi obat-obatan terlarang.
Salah satunya dengan peningkatkan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Program PKK bergulir mulai dari tingkat RT hingga kecamatan. Sebagai langkah awal, gerakan ini mampu merangsang warga, khususnya ibu rumah tangga menjadi lebih aktif dalam membangun keluarga dan lingkungan sekitarnya. Berbagai program PKK inilah yang disebut menjadi salah satu upaya menghilangkan “keangkeran” Kampung Baru.
Dimintai tanggapannya, Ketua TP PKK Kota Balikpapan, Hj Arita Rizal Effendi menuturkan bahwa peran dari PKK begitu besar dalam membangun lingkungan. Apalagi jika dikaitakan dengan emansipasi perempuan saat ini. “Kan kita mau menciptakan generasi yang lebih baik dari orang tuanya. PKK yang baik, berarti berhasil dalam membina keluarga dan lingkungannya,” papar Arita-akrabnya disapa.
Sementara itu, Ketua PKK Kecamatan Balikpapan Barat, Armaya Hasanuddin juga mengungkapkan, keikutsertaan warga sangat berperan dalam perkembangan wilayahnya saat ini. “Sejauh ini Balikpapan Barat tidak kalah eksis yah. Beberapa prestasi nasional juga kembali kita raih,” aku Armaya, di sela-sela kegiatan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) tahun 2013 di Gedung Balikpapan Sport Convention Center (BSCC) DOME, Selasa (23/4) kemarin.
Di acara tersebut, Balikpapan Barat berhasil memboyong beragam penghargaan kejuaraan. Seperti KB Kesehatan Tingkat Kota, Bina Keluarga Balita (BKB) Kota, PAUD, PHBS, PKK, koperasi, designer, dan lainnya. Belum lagi prestasi tingkat provinsi dan nasional. Namun, disinggung masalah salah satu kelurahan yang cukup jauh, seolah masih terisolasi, yakni Kariangau.
Armaya menegaskan bahwa pihaknya masih terus melakukan pemetaan agar daerah yang dipimpin oleh Lurah Aditya Eka Wicaksanatersebut bisa mengikuti jejak kelurahan lain yang berhasil tembus ke tingkat nasional. “Kelurahan Kariangau, baru menang GSI (Gerakan Sayang Ibu, Red), dan sekarang melaju ke tingkat nasional,” imbuh Armaya.
Tak sekadar ibu rumah tangga, namun untuk anak-anak muda dan balita juga sudah diberdayakan. Semisal dengan adanya taman Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Karang Taruna yang juga berhasil mendapatkan beberapa predikat terbaik. “Dari kecamatan, kita bina dulu ke kelurahan-kelurahan. Dari pembinaan itu, kami terus upayakan menyerap semua lapisan warga. Jadi kita persiapkan dulu, kalau sudah, baru kami maksimalkan,” terangnya.
Bahkan untuk tahun depan, pihaknya menargetkan untuk mengajak lebih banyak warganya berpartisipasi dalam mendukung program pemerintah. “Kami juga sudah punya objek yang bisa dijadikan percontohan, semoga akan terus berkesinambungan. Kan tujuannya tidak untuk lomba saja, namun bisa menjadi kebiasaan,” tandas istri Camat Balikpapan Barat, Hasanuddin ini.(rem)
Hingga tahun 90-an, kawasan Balikpapan Barat masih identik dengan sebutan daerah ‘texas’. Daerah rawan yang punya catatan kriminalitas tinggi. Namun warganya bergerak maju, berangsur-angsur menghilangkan identitas buruk itu. Caranya, dengan meraih prestasi hingga tingkat nasional, bahkan kini siap menjadi kawasan percontohan.
SECARA geografis, letak wilayah Kecamatan Balikpapan Barat memang sebagian besar berada di kawasan pesisir. Dari 6 kelurahan yang ada, Margasari, Baru Ulu, Baru Tengah dan Kariangau berdampingan dengan pantai. Sedangkan dua lainnya, Margomulyo dan Baru Ilir wilahnya didominasi daratan. Namun tetap saja. Sejarah seakan sudah begitu melekat dengan daerah-daerah di Balikpapan Barat.
Berbagai pikiran negatif langsung tertuju begitu mendengar nama “Kampung Baru”. Menyeramkan. Tapi itu dulu, bukan sekarang. Perlahan namun pasti, berbagai program pemerintah yang secara tidak langsung menyedot animo masyarakat mampu membuat persaingan dalam kehidupan lebih sehat semakin tinggi. Tidak lagi bersaing siapa yang paling jago berkelahi, paling jago mengonsumsi obat-obatan terlarang.
Salah satunya dengan peningkatkan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Program PKK bergulir mulai dari tingkat RT hingga kecamatan. Sebagai langkah awal, gerakan ini mampu merangsang warga, khususnya ibu rumah tangga menjadi lebih aktif dalam membangun keluarga dan lingkungan sekitarnya. Berbagai program PKK inilah yang disebut menjadi salah satu upaya menghilangkan “keangkeran” Kampung Baru.
Dimintai tanggapannya, Ketua TP PKK Kota Balikpapan, Hj Arita Rizal Effendi menuturkan bahwa peran dari PKK begitu besar dalam membangun lingkungan. Apalagi jika dikaitakan dengan emansipasi perempuan saat ini. “Kan kita mau menciptakan generasi yang lebih baik dari orang tuanya. PKK yang baik, berarti berhasil dalam membina keluarga dan lingkungannya,” papar Arita-akrabnya disapa.
Sementara itu, Ketua PKK Kecamatan Balikpapan Barat, Armaya Hasanuddin juga mengungkapkan, keikutsertaan warga sangat berperan dalam perkembangan wilayahnya saat ini. “Sejauh ini Balikpapan Barat tidak kalah eksis yah. Beberapa prestasi nasional juga kembali kita raih,” aku Armaya, di sela-sela kegiatan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) tahun 2013 di Gedung Balikpapan Sport Convention Center (BSCC) DOME, Selasa (23/4) kemarin.
Di acara tersebut, Balikpapan Barat berhasil memboyong beragam penghargaan kejuaraan. Seperti KB Kesehatan Tingkat Kota, Bina Keluarga Balita (BKB) Kota, PAUD, PHBS, PKK, koperasi, designer, dan lainnya. Belum lagi prestasi tingkat provinsi dan nasional. Namun, disinggung masalah salah satu kelurahan yang cukup jauh, seolah masih terisolasi, yakni Kariangau.
Armaya menegaskan bahwa pihaknya masih terus melakukan pemetaan agar daerah yang dipimpin oleh Lurah Aditya Eka Wicaksanatersebut bisa mengikuti jejak kelurahan lain yang berhasil tembus ke tingkat nasional. “Kelurahan Kariangau, baru menang GSI (Gerakan Sayang Ibu, Red), dan sekarang melaju ke tingkat nasional,” imbuh Armaya.
Tak sekadar ibu rumah tangga, namun untuk anak-anak muda dan balita juga sudah diberdayakan. Semisal dengan adanya taman Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Karang Taruna yang juga berhasil mendapatkan beberapa predikat terbaik. “Dari kecamatan, kita bina dulu ke kelurahan-kelurahan. Dari pembinaan itu, kami terus upayakan menyerap semua lapisan warga. Jadi kita persiapkan dulu, kalau sudah, baru kami maksimalkan,” terangnya.
Bahkan untuk tahun depan, pihaknya menargetkan untuk mengajak lebih banyak warganya berpartisipasi dalam mendukung program pemerintah. “Kami juga sudah punya objek yang bisa dijadikan percontohan, semoga akan terus berkesinambungan. Kan tujuannya tidak untuk lomba saja, namun bisa menjadi kebiasaan,” tandas istri Camat Balikpapan Barat, Hasanuddin ini.(rem)
http://www.balikpapanpos.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=91370
0 komentar: